Sabtu, 20 Juni 2015
M/03 Ramadhan 1436 H
Ramadhan
Bulan Membaca dan Membumikan Al-Qur’an
Alhamdulillahirabbil’alamin,
pada tahun ini kita bisa kembali dipertemukan oleh Allah swt dengan bulan penuh
berkah, bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan yaitu bulan suci Ramadhan.
Bulan suci tempat semua dosa diampuni dan semua do’a diterima. Hanya di bulan Ramadhan
berlipatgandanya pahala yang akan diterima sebagai bentuk kasih sayang Allah
swt kepada hamba-Nya untuk satu hal kebaikan yang dikerjakan.
Bulan
Ramadhan menjadi begitu istimewa dengan diwajibkannya puasa di bulan tersebut,
dan lebih istimewa lagi karena di bulan tersebut merupakan bulan diturunkannya
kitab suci Al-Qur’an. Kitab suci sebagai pedoman hidup umat Islam khususnya dan
seluruh umat manusia pada umumnya. Al-Qur’an diturunkan, sebagai petunjuk bagi
manusia. Hal itu sejalan dengan firman Allah swt sebagai berikut :
ãöky tb$ÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4
Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). (Q.S. Al-Baqarah: 185).
Ayat-ayatnya
sangat jelas memberi petunjuk kebenaran dan pesan-pesannya tidak akan pernah
lekang oleh waktu karena akan selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan
sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil sesuai dengan nama lain dari
Al-Qur’an yaitu Al-Huda dan Al-Furqan, dan juga karena di dalam Al-Qur’an
itulah hukum-hukum Allah swt ditetapkan.
Bulan
Ramadhan merupakan bulan turunnya Al-Qur’an, yaitu pada malam qadar. Pada malam
itu mulai diturunkan, atau pada malam itu Al-Qur’an diturunkan secara
keseluruhan sekaligus ke langit dunia (Baitul Izzah). Kemudian diturunkan
secara berangsur-angsur ke bumi (kepada Nabi Muhammad saw) ± selama 22 tahun 2
bulan 22 hari.
Bulan
Ramadhan juga menjadi bulan istimewa karena berdasarkan riwayat dari Nabi
Muhammad saw bahwa semua kitab suci yang dibawa oleh para nabi dan rasul semua
diturunkan di bulan suci Ramadhan seperti Shuhuf Nabi Ibrahim, diturunkan pada
malam pertama bulan Ramadhan, kitab Taurat diturunkan pada malam keenam bulan
Ramadhan, kitab Injil diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan, begitu
juga dengan kitab Zabur diturunkan pada malam delapan belas bulan Ramadhan, dan
kitab Al-Qur’an sebagai penyempurnaan dari semua kitab suci tersebut dan merupakan
kitab suci terakhir juga diturunkan pada bulan suci Ramadhan.
Berdasarkan
hal tersebut maka Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah swt menyanjung
bulan Ramadhan di atas bulan-bulan yang lain, dengan memilihnya sebagai bulan
dimana kesemua kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya.
Oleh
karena bulan Ramadhan begitu istimewa sebagai bulan yang dipilih oleh Allah swt
sebagi tempat diturunkannya semua kitab suci kepada para nabi dan rasul, maka
sebagai umat Islam dan beriman, maka sudah seharusnya untuk memuliakan bulan suci
Ramadhan, menjaga diri dari segala kemungkaran dan menyibukkan diri dengan
aktifitas-aktifitas ketaatan, seperti shalat, shalawat, zikir, dan penuhi
hari-hari dengan membaca dan membumikan Al-Qur’an lewat budaya tadarusan
Al-Qur’an, karena bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an.
Dengan membaca dan membumikan Al-Qur’an di bulan tempat Ia diturunkan maka
tentu akan menambah keberkahan dan dilipatgandakan pahala yang akan diterima.
Bagi
orang-orang yang mungkin di bulan-bulan lain tidak pernah membaca Al-Quran atau
jarang membaca Al-Qur’an, maka di bulan penuh berkah inilah merupakan kesempatan
untuk memperbaiki diri lewat tadarusan setiap malam yang biasanya dilaksanakan setelah
selesai shalat sunnah tarawih secara berjamaah baik itu di Masjid maupun di
Mushala. Budaya tadarusan merupakan sarana untuk membangkitkan semangat membaca
Al-Quran dan kecintaan kita dalam membaca Al-Qur’an karena budaya tadarusan
merupakan budaya yang hanya ada di bulan Ramadhan. Lewat budaya tadarusan inilah
maka kita bisa kembali membangun kecintaan kita dalam membaca Al-Qur’an.
Pada
bulan Ramadhan, setiap malam setelah selesai shalat Sunnah tarawih kita akan mendengarkan
lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an bersahut-sahutan di setiap masjid maupun
mushala di sekitar tempat tinggal kita. Tadarusan merupakan suatu budaya yang
sudah melekat sejak dulu di setiap bulan Ramadhan. Suatu budaya yang perlu
untuk dipertahankan dan diwariskan karena hanya melalui tadarusan Al-Qur’an inilah
maka orang-orang yang tadinya jarang atau tidak pernah membaca Al-Qur’an akan
merasa tergugah untuk mau membaca Al-Qur’an. Tidak ada yang bisa menggantikan
keistimewaan bulan Ramdhan dengan puasa dan budaya tadarusannya.
Budaya
tadarusan perlu diwariskan kepada generasi muda karena biasanya orang-orang
yang tadarusan itu rata-rata orang yang sudah tua. Sangat jarang ditemukan kalau
budaya tadarusan diisi oleh generasi muda yang notabene merupakan generasi
penerus. Sehingga wajar apabila di setiap Masjid maupun Mushala kita temukan
orang-orang yang biasa tadarusan merupakan orang-orang yang memang biasa
tadarusan sejak dulu, tidak ada regenerasi. Penyebabnya karena tidak adanya
generasi penerus yang bisa membaca Al-Qur’an sehingga tidak ada yang bisa melanjutkan
budaya baik tersebut kecuali oleh orang-orang yang sama di setiap tahunnya.
Bulan
Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat dan ampunan sehingga apabila sebagai umat
Islam dan beriman tidak menggunakan bulan tersebut sebagai ajang tempat bertaubat
dan menjernihkan hati maka termasuk orang-orang yang rugi. Bulan Ramadhan sudah
semestinya harus bisa kita gunakan sebagai wadah tempat kita menampung air suci
untuk nantinya kita bisa gunakan mandi
dari dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Bulan
Ramadhan ibarat sebuah wadah sebagai tempat menaruh air suci, sehingga berpuasa
dan pekerjaan yang baik yang kita kerjakan selama bulan Ramadhan termasuk di
dalamnya budaya tadarusan Al-Qur’an yang kita laksanakan setiap malam merupakan
air sucinya yang akan terus menerus kita perbanyak sehingga nantinya di saat
akhir bulan Ramadhan dan telah memasuki bulan syawal atau hari raya Idul Fitri maka
kita bisa mandi suci dengan air suci yang telah kita kumpulkan tersebut. Akan
tetapi air suci yang kita gunakan untuk mandi suci sangat tergantung dari
banyaknya air suci yang kita kumpulkan selama bulan Ramadhan yang diperoleh
dari kegiatan positif kita yang dikerjakan. Dosa-dosa yang telah kita perbuat
akan bisa terhapus semua manakala air suci yang kita kumpulkan banyak. Dengan
air yang sedikit tidak akan mungkin bisa menghapus atau membersihkan semua noda
dosa yang ada dalam tubuh kita.
Dengan
air suci yang telah kita kumpulkan tersebut maka nantinya bisa mensucikan rohani
kita sesuai dengan tujuan berpuasa yaitu untuk kembali ke fitrah sebagai
manusia ketika pertama kali dilahirkan ke dunia yang suci tanpa dosa.