“Hiduplah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya, Hidup Di Tepi Jalan Dan Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi Dibalas Dengan Buah” (Abu Bakar Sibli)

Selasa, 04 Agustus 2015

Artikel Bulan Ramadhan 1436 H



Sabtu, 20 Juni 2015 M/03 Ramadhan 1436 H

Ramadhan Bulan Membaca dan Membumikan Al-Qur’an

Alhamdulillahirabbil’alamin, pada tahun ini kita bisa kembali dipertemukan oleh Allah swt dengan bulan penuh berkah, bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan yaitu bulan suci Ramadhan. Bulan suci tempat semua dosa diampuni dan semua do’a diterima. Hanya di bulan Ramadhan berlipatgandanya pahala yang akan diterima sebagai bentuk kasih sayang Allah swt kepada hamba-Nya untuk satu hal kebaikan yang dikerjakan.
Bulan Ramadhan menjadi begitu istimewa dengan diwajibkannya puasa di bulan tersebut, dan lebih istimewa lagi karena di bulan tersebut merupakan bulan diturunkannya kitab suci Al-Qur’an. Kitab suci sebagai pedoman hidup umat Islam khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya. Al-Qur’an diturunkan, sebagai petunjuk bagi manusia. Hal itu sejalan dengan firman Allah swt sebagai berikut :

ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4

Artinya : (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S. Al-Baqarah: 185).

Ayat-ayatnya sangat jelas memberi petunjuk kebenaran dan pesan-pesannya tidak akan pernah lekang oleh waktu karena akan selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil sesuai dengan nama lain dari Al-Qur’an yaitu Al-Huda dan Al-Furqan, dan juga karena di dalam Al-Qur’an itulah hukum-hukum Allah swt ditetapkan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan turunnya Al-Qur’an, yaitu pada malam qadar. Pada malam itu mulai diturunkan, atau pada malam itu Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan sekaligus ke langit dunia (Baitul Izzah). Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur ke bumi (kepada Nabi Muhammad saw) ± selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Bulan Ramadhan juga menjadi bulan istimewa karena berdasarkan riwayat dari Nabi Muhammad saw bahwa semua kitab suci yang dibawa oleh para nabi dan rasul semua diturunkan di bulan suci Ramadhan seperti Shuhuf Nabi Ibrahim, diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, kitab Taurat diturunkan pada malam keenam bulan Ramadhan, kitab Injil diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan, begitu juga dengan kitab Zabur diturunkan pada malam delapan belas bulan Ramadhan, dan kitab Al-Qur’an sebagai penyempurnaan dari semua kitab suci tersebut dan merupakan kitab suci terakhir juga diturunkan pada bulan suci Ramadhan.
Berdasarkan hal tersebut maka Ibnu Katsir mengatakan bahwa Allah swt menyanjung bulan Ramadhan di atas bulan-bulan yang lain, dengan memilihnya sebagai bulan dimana kesemua kitab-kitab suci diturunkan di dalamnya.
Oleh karena bulan Ramadhan begitu istimewa sebagai bulan yang dipilih oleh Allah swt sebagi tempat diturunkannya semua kitab suci kepada para nabi dan rasul, maka sebagai umat Islam dan beriman, maka sudah seharusnya untuk memuliakan bulan suci Ramadhan, menjaga diri dari segala kemungkaran dan menyibukkan diri dengan aktifitas-aktifitas ketaatan, seperti shalat, shalawat, zikir, dan penuhi hari-hari dengan membaca dan membumikan Al-Qur’an lewat budaya tadarusan Al-Qur’an, karena bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an. Dengan membaca dan membumikan Al-Qur’an di bulan tempat Ia diturunkan maka tentu akan menambah keberkahan dan dilipatgandakan pahala yang akan diterima.
Bagi orang-orang yang mungkin di bulan-bulan lain tidak pernah membaca Al-Quran atau jarang membaca Al-Qur’an, maka di bulan penuh berkah inilah merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri lewat tadarusan setiap malam yang biasanya dilaksanakan setelah selesai shalat sunnah tarawih secara berjamaah baik itu di Masjid maupun di Mushala. Budaya tadarusan merupakan sarana untuk membangkitkan semangat membaca Al-Quran dan kecintaan kita dalam membaca Al-Qur’an karena budaya tadarusan merupakan budaya yang hanya ada di bulan Ramadhan. Lewat budaya tadarusan inilah maka kita bisa kembali membangun kecintaan kita dalam membaca Al-Qur’an.
Pada bulan Ramadhan, setiap malam setelah selesai shalat Sunnah tarawih kita akan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an bersahut-sahutan di setiap masjid maupun mushala di sekitar tempat tinggal kita. Tadarusan merupakan suatu budaya yang sudah melekat sejak dulu di setiap bulan Ramadhan. Suatu budaya yang perlu untuk dipertahankan dan diwariskan karena hanya melalui tadarusan Al-Qur’an inilah maka orang-orang yang tadinya jarang atau tidak pernah membaca Al-Qur’an akan merasa tergugah untuk mau membaca Al-Qur’an. Tidak ada yang bisa menggantikan keistimewaan bulan Ramdhan dengan puasa dan budaya tadarusannya.
Budaya tadarusan perlu diwariskan kepada generasi muda karena biasanya orang-orang yang tadarusan itu rata-rata orang yang sudah tua. Sangat jarang ditemukan kalau budaya tadarusan diisi oleh generasi muda yang notabene merupakan generasi penerus. Sehingga wajar apabila di setiap Masjid maupun Mushala kita temukan orang-orang yang biasa tadarusan merupakan orang-orang yang memang biasa tadarusan sejak dulu, tidak ada regenerasi. Penyebabnya karena tidak adanya generasi penerus yang bisa membaca Al-Qur’an sehingga tidak ada yang bisa melanjutkan budaya baik tersebut kecuali oleh orang-orang yang sama di setiap tahunnya.
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat dan ampunan sehingga apabila sebagai umat Islam dan beriman tidak menggunakan bulan tersebut sebagai ajang tempat bertaubat dan menjernihkan hati maka termasuk orang-orang yang rugi. Bulan Ramadhan sudah semestinya harus bisa kita gunakan sebagai wadah tempat kita menampung air suci untuk nantinya kita bisa  gunakan mandi dari dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Bulan Ramadhan ibarat sebuah wadah sebagai tempat menaruh air suci, sehingga berpuasa dan pekerjaan yang baik yang kita kerjakan selama bulan Ramadhan termasuk di dalamnya budaya tadarusan Al-Qur’an yang kita laksanakan setiap malam merupakan air sucinya yang akan terus menerus kita perbanyak sehingga nantinya di saat akhir bulan Ramadhan dan telah memasuki bulan syawal atau hari raya Idul Fitri maka kita bisa mandi suci dengan air suci yang telah kita kumpulkan tersebut. Akan tetapi air suci yang kita gunakan untuk mandi suci sangat tergantung dari banyaknya air suci yang kita kumpulkan selama bulan Ramadhan yang diperoleh dari kegiatan positif kita yang dikerjakan. Dosa-dosa yang telah kita perbuat akan bisa terhapus semua manakala air suci yang kita kumpulkan banyak. Dengan air yang sedikit tidak akan mungkin bisa menghapus atau membersihkan semua noda dosa yang ada dalam tubuh kita.
Dengan air suci yang telah kita kumpulkan tersebut maka nantinya bisa mensucikan rohani kita sesuai dengan tujuan berpuasa yaitu untuk kembali ke fitrah sebagai manusia ketika pertama kali dilahirkan ke dunia yang suci tanpa dosa.


Refleksi Bulan Ramadhan 1436 H



Rabu, 24 Juni 2015/07 Ramadhan 1436 H

Membangun Kebiasaan Baik di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah dan bulan pengampunan sehingga sangat disayangkan apabila terlewatkan begitu saja tanpa ada kegiatan yang baik untuk mengisinya. Bulan yang begitu istimewa dan di istimewakan oleh Allah swt sebagai tempat diturunkannya semua kitab suci yang berjumlah 4 (empat) yaitu Zabur, Taurat, Injil dan kitab suci Al-Qur’an.
Bulan Ramadhan perlu kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang baik guna membiasakan kita mengerjakannya sehingga setelah selesai bulan Ramadhan maka kita telah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut. Bentuk kebiasaan-kebiasaan baik yang perlu kita bangun di bulan suci Ramadhan adalah membaca al-Qur’an setiap malam. Kebiasaan ini bisa kita bangun lewat budaya tadarusan yang setiap malam dilakukan setiap selesai shalat sunnah tarawih. Dengan membiasakan membaca al-Qur’an setiap malam selama bulan Ramadhan maka tentu akan membiasakan kita untuk selalu membaca al-Qur’an yang dampaknya tentu akan bisa berlanjut pada bulan-bulan selanjutnya. Bulan Ramadhan bisa kita gunakan sebagai awal bagi kita untuk memulai kebiasaan baik tersebut karena keberkahan dan keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang kita bangun di bulan Ramadhan bisa juga disesuaikan dengan nama lain yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Diantara nama lain bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
Pertama, Syahru As-syiam (Bulan Berpuasa) karena bulan ramadhan merupakan bulan yang pilihkan oleh Allah swt untuk hamba-hamba-Nya yang beriman sebagai tempat diwajibkannya berpuasa. Kebiasaan baik yang bisa kita dapat dari berpuasa adalah pola makan yang teratur, tidak berbohong, menahan hawa nafsu dan lain sebagainya.
Kedua, Sahru Al-Qiyam Al-Lail (Bulan Menghidupkan Malam), karena dibulan buasa kita dianjurkan untuk shalat malam yaitu shalat tarawih dan shalat-shalat malam lainnya. Dengan membiasakan diri untuk shalat tarawih dan shalat malam seperti tahajjud dan sebagainya maka setelah selesai bulan Ramadhan maka kita akan terbiasa untuk bangun malam dan tidak merasa ada beban untuk mengerjakan shalat malam meskipun shalat disepertiga malam.
Ketiga, Syahru Infaq (Bulan bersedekah), karena dibulan puasa kita diwajibkan untuk zakat fitrah dan memperbanyak sedekah karena berlipatgandanya pahala yang telah disediakan oleh Allah swt. Dengan membiasakan untuk bersedekah selama Ramadhan meskipun dalam jumlah sedikit akan tetapi karena disertai istiqomah maka kita akan terbiasa untuk melakukan nya di bulan-bulan selanjutnya.
Keempat, Syahru Al-Qur’an (Bulan Al-Quran), karena di bulan Ramadhan semua kitab suci diturunkan termasuk kitab suci Al-Qur’an sehingga kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an agar membaca Al-Qur’an tidak lagi merupakan beban akan tetapi merupakan sebuah hobi karena kebiasaan yang kita bangun selama sebulan penuh di bulan Rmadhan.
Demikian beberapa nama lain dari bulan Ramadhan yang sebetulnya masih banyak lagi nama lain yang dimiliki oleh Bulan Ramadhan. Akan tetapi dengan membiasakan keempat kebiasaan baik di atas sebulan penuh selama Ramadhan maka sebagai umat Islam dan beriman  kita akan merasakan betapa indahnya bulan suci Ramadhan. Dengan  membiasakan kebiasaan-kebiasaan baik selama bulan Ramadhan akan berdampak dari perilaku kita setelah/pasca bulan Ramadhan.
Ada pepatah yang mengatakan “Ala Bisa karena Biasa”. Sesuatu yang kita anggap sulit akan tetapi apabila kita berusaha membuatnya menjadi sebuah kebiasaan maka lama kelamaan sesuatu tersebut akan menjadi hobi yang tanpa sadar akan berjalan tanpa kita sadari dan pikirkan lagi.
Bulan Ramadhan merupakan sebuah momentum yang tepat untuk memulai membiasakan kebiasaan-kebiasaan baik tersebut. Karena hanya dengan membiasakannya maka kebiasaan-kebiasaan baik yang diperintahkan Allah swt untuk dikerjakan di bulan Ramadhan itu tidak kita jadikan sebagai beban akan tetapi sebagai kebutuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehingga dalam pelaksanaannya kita akan merasa santai tanpa merasa dipaksa sama sekali.

Copyright @ 2013 (Anwar Sadat )_Abadikan Nama dengan Menulis.