“Hiduplah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya, Hidup Di Tepi Jalan Dan Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi Dibalas Dengan Buah” (Abu Bakar Sibli)

Selasa, 08 Oktober 2013

Puisi



Ketika awan menangis

Ketika awan mulai menangis
Dan mengeluarkan cahayanya yang menakutkan
Mengeluarkan suaranya yang menggetarkan jiwa
Meninggalkan ketakutan yang tiada tara
Air matanya membasahi alam semesta
Melambangkan kecintaannya kepada isinya
Membantu memenuhi kebutuhan manusia
Akan sumber kehidupan
Ketika manusia membuatnya marah
Ketika manusia membuatnya sedih
Dia hanya bisa mengeluarkan air mata
Air mata sumber kehidupan dan air mata sumber malapetaka
Manusia terlarut dalam kebahagiaan
Tanpa mensyukuri nikmat
Membuat awan semakin sedih
Kecuali orang-orang yang ingat akan pentingnya sumber kehidupan
Menyadari darimana asalnya, mensyukurinya
Dan mentaati pemilik awan
Pencipta alam semesta sekaligus pencipta manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 (Anwar Sadat )_Abadikan Nama dengan Menulis.