“Hiduplah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya, Hidup Di Tepi Jalan Dan Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi Dibalas Dengan Buah” (Abu Bakar Sibli)

Senin, 21 Oktober 2013

Sejarah Peradaban Islam



PENYEBARAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH 1

            Penyebaran islam pada masa Dinasti Umayyah 1 yang berpusat di Damaskus terjadi pada beberapa khalifah yang menonjol. Berikut ini beberapa khalifah Dinasti Umayyah yang cukup berprestasi dalam perluasan wilayah islam.
1.      Penyebaran islam pada masa khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan
            Masa kekuasaan Mu’awiyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan kemakmuran. Perluasan islam pada masanya juga sukses hingga mencapai Afrika Utara, Khurasan, dan Bukhara.
            Perluasan wilayah kekuasaan islam yang dilakukan Khalifah Mu’awiyah bin Abu Sufyan adalah sebagai berikut :
a)      India (43 H/633 M)
            Perluasan wilayah kekuasaan islam ke India dari Kota Khurasan (Persia) yang dipimpin oleh Muhallab bin Abi Sadrah. Perluasan wilayah ke India  ini telah sampai ke wilayah Systar dan daerah lembah Sungai Sindu. Perluasannya tidak hanya menggunakan kekuatan militer, tetapi juga melalui pendekatan kemanusiaan dan keagamaan sehingga mereka menerima umat islam dengan senang hati tanpa melakukan perlawanan.
b)     Afrika Utara (50 H/671 M)
            Ekspansi ini dipimpin Uqbah bin Nafi’. Ia berhasil menguasai daerah Lybia, Tunisia, dan Kartago. Ia juga berhasil mengislamkan bangsa Barbar, bangsa asli di Afrika Utara. Di Tunisia, Uqbah bin Nafi’ mendirikan kota Khairuwan dan menjadikannya pusat kekuatan militer pasukan islam di Afrika Utara. Ia juga mendirikan masjid yang diberi nama Masjid Uqbah bin Nafi’ atau Masjid Sidi Ukbah. Sebelum dikuasai pasukan islam, wilayah ini termasuk jajahan Kerajan romawi (Byzantium).
c)      Konstantinopel
            Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Romawi Timur dan menjadi pusat kegiatan agama Kristen Ortodoks. Mu’awiyah mempunyai beberapa alas an untuk menaklukan atau menyerang Kota Konstantinopel, yaitu letaknya sangat strategis, memiliki kekayaan yang berlimpah, untuk melindungi dan membela rakyatnya dari kekejaman/penindasan bangsa Romawi Timur, serta melindungi rakyatnya dari pengaruh agama Kristen Ortodoks.
Penyerangan dan penaklukan konstatinpel dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama, tahun 48 H/699 M. penyerangan di pimpin Yazid bin Mu’awiyah dengan dibantu Sufyan bin Auf (panglima perang angkatan darat) dan Fadalah al-Ansari ( panglima perang angkatan laut). Dalam penyerangan dan pengepungan ini, pasukan islam tidak berhasil menaklukan dan menguasainya. Bahkan, banyak pasukan islam yang gugur, termasuk Abu Ayyub al-Ansari (seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Dari golongan Ansar). Untuk mengenangnya, umat islam membangun masjid yang diberi nama Masjid Abu Ayyub atau Jami’ Ayyub di Konstantinopel. Kedua, tahun 58 H/679 M. pasukan islam berhasil meruntuhkan benteng Konstantinopel. Akan tetapi,tiba-tiba terdengar berita bahwa Mu’awiyah bin Abu Sufyan wafat sehingga pasukan islam ditarik pulang ke Damaskus. Dengan demikian, pasukan islam belum berhasil menguasai Kota Konstantinopel sepenuhnya.

2.      Penyebaran Islam Pada Masa Khalifah Al-Walid Bin Abdul Malik
            Perluasan kekuasaannya pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik meliputi Asia Tengah, Indo-Pakistan (Anak Benua India), Afrika Utara, dan Spanyol di Eropa.
a)      Penaklukan Asia Tengah
            Wilayah Asia Tengah di kepulauan Transoxania, tanah air bangsa Turki terdiri atas beberapa kerajaan kecil, seperti Kerajaan Balkh, Bukhara, Fargana, dan Khawarizm. Kerajaan-kerajaan tersebut sering mengganggu aktivitas politik Dinasti Umayyah.
Pada tahun 705 M, di bawah panglima Qutaibah, Balkh, ibu kota Turkistan mampu ditaklukkan. Kemudian, Qutaibah melanjutkan penaklukan ke wilayah Bukhara. Tahun 710 M, Qutaibah menyeberangi selat Oxus dan berhasil mengalahkan raja Khawarizm. Selama 2 tahun , Qutaibah berhasil menaklukkan dan menguasai wilayah Timur lainnya. Dengan demikian, seluruh kota di wilayah Fargana dan perbatasan daratan Cina berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah.
Pada tahun 714 M, Qutaibah melakukan penyerangan ke negeri Cina-Turkistan dan berhasil menguasai Kota Yasgar. Namun, setelah kematian Khalifah al-Walid tahun 96 H/715 M, wilayah tersebut lepas dari kekuasaan Dinasti Umayyah.
b)     Penaklukan Kembali Wilayah Afrika Utara
            Pada masa khalifah sebelumnya, terutama masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan, wilayah Afrika Utara melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Umayyah. Bahkan, bangsa Barbar terus melancarkan pemberontakan. Oleh sebab itu, khalifah al-Walid bin Abdul Malik berusaha mempertahankan wilayah Afrika Utara tetap merupakan bagian dari Dinasti Umayyah. Al-Walid mengirim pasukan dibawah pimpinan Musa bin Nusair untuk mengatasi pemberontakan, sekaligus mengangkatnya sebagai gubernur di sana.
            Berbagai pemberontakan dari bangsa Barbar dan orang-orang Romawi dapat diatasinya. Beberapa wilayah Laut Tengah dapat dikuasai, seperti KotaMayorca, Minorca, Ivica, dan wilayah perbatasan Spanyol. Keberhasilan Musa bin Nusair membuka jalan bagi pasukan islam untuk menaklukkan wilayah Spanyol di Eropa.
c)      Penaklukan Spanyol
            Penaklukan Spanyol merupakan peristiwa penting dalam sejarah  perjalanan umat islam, khususnya, pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M). Penaklukan Spanyol dapat dilakukan pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid bin Abdul Malik.
            Spanyol merupakan wilayah bagian kerajaan Romawi. Ketika penguasa setempat dikalahkan oleh pasukan Gothic, Spanyol memasuki periode pemerintahan yang zalim dan korup. Para penguasanya menindas dengan kejam, terutama kepada para petani. Untuk kalangan menengah dan bangsawan, dibebaskan dari berbagai pungutan. Sementara itu, para pemeluk Yahudi dipaksa untuk pindah ke agama Kristen. Itulah yang dilakukan Roderick. Kenyataan ini sangat bertentangan dengan islam.
            Keberhasilan Roderick menguasai Spanyol membuat dirinya berambisi untuk menguasai wilayah Afrika Utara. Kepulauan Ceuta (Septha) yang dikuasai De Graft Julian direbut Roderick. Terusirnya Raja Julian dari Ceuta, membuatnya tidak punya pilihan lain, kecuali meminta bantuan penguasa Afrika Utara, yaitu Musa bin Nusair. Selanjutnya, Musa bin Nusair mengirimkan Tharif bin Malik untuk menyelidiki keadaan. Penyerangan ke Spanyol, dipercayakan kepada Thariq bin Ziyad dengan 7000 pasukan.
            Thariq bin Ziyad berhasil memasuki wilayah benteng pertahanan Spanyol di sebuah selat. Selat ini dikenal dengan sebutan Selat Jabal Thariq atau Selat Gibraltar. Penaklukan ini terjadi pada tahun 711 M. Roderick akhirnya terdesak ke tebing Sungai Guadalete dan menceburkan diri hingga tewas. Thariq bin Ziyad mampu menguasai Sidonia, Carmona, dan Granada. Keberhasilan Thariq inilah yang membuatnya mudah untuk menguasai Cordova dan Toledo. Ibu kota Spanyol.
            Pada tahun 712 M, Musa bin Nusair membawa 18.000 pasukan ke Spanyol untuk menaklukkan wilayah Seville dan sejumlah kota kecil lainnya. Gabungan pasukan Musa bin Nusair dengan pasukan Thariq akhirnya berhasil menguasai Sarragosa, Terragona, dan Barcelona.
            Kalau kita kaji pembahasan mengenai islam pada masa Dinasti Umayyah 1 menggunakan Teori Islam Dom dimana teori Islam Dom merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa suatu kebudayaan islam lahir dari sumber islam itu sendiri. Maka kita menemukan bahwa islam itu memang berbeda dengan agama-agama lain. H.A.R. Gibb didalam bukunya Whiter Islam menyatakan bahwa, “islam is indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization” (islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban islam. Landasan peradaban islam adalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya, sementara landasan kebudayaan islam adalah agama. Jadi, dalam islam tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama bumi (nonsamawi), agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebuadayaan nerupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia, maka agama islam adalah wahyu dari tuhan. Dari pembahasan diatas kita bisa melihat bahwa dari berbagai peperangan yang dilakukan oleh islam tujuannya adalah supaya dakwah islam bisa tersebar luas. Islam harus disebarkan dengan cara damai karena didalam Al-Qur’an sendiri telah dijelaskan sebagai berikut :
Artinya : "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada  Thaghut   dan  beriman  kepada  Allah,  Maka  sesungguhnya  ia  telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S. Al Baqarah: 256).  Dan juga umat islam diizinkan berperang dengan dua alasan yaitu (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak milik-nya dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dari pembahasan diatas jelas bahwa para khalifah serta panglima-panglima perangnya berusaha dengan sekuat tenaga bahkan bertaruh nyawa menjalankan perintah Allah dan Rasul supaya mendakwahlan islam keseluruh penjuru dunia dengan cara damai bagi umat yang menerima dengan senang hati agama islam dan memerangi apabila ada umat yang tidak menerima ajaran islam secara tidak baik. Karena ketika Nabi Muhammad SAW ketika melaksanakan haji terakhir yaitu Haji Wada’ beliau pernah berpesan dalah khutbahnya. Diantara isi khutbahnya adalah larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq dan larangan mengambil harta orang lain dengan bathil, kemudian persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan serta yang paling penting adalah umat islam harus selalu berpegang kepada dua sumber yang tak pernah usang, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Dari pembahasan diatas, kita bisa melihat betapa para khalifah sudah menjalankan sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an dan apa yang dipesankan oleh Rasulullah Saw. Untuk mendakwahkan agama islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 (Anwar Sadat )_Abadikan Nama dengan Menulis.