KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kesehatan serta kesempatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada bapak dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi menumbuhkan motivasi
dalam proses pembelajaran” ini. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa
hal kaitannya dengan motivasi diantaranya pengertian motivasi, ayat-ayat
Al-Qur’an dan hadis tentang motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan
strategi mrnumbuhkan motivasi belajar.
Kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhirnya, kami mengucapkan terima
kasih dan semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin..
Mataram, Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
1. Pengertian Motivasi
Kata “motif”,
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.[1]
Menurut Mc.
Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini, terkandung tiga
elemen penting, diantaranya[2]
:
1)
Motivasi Dimulai dengan
Suatu Perubahan Tenaga dalam Diri Seseorang
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya
perubahan energi pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada
pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan
fisik manusia.
2)
Motivasi itu Ditandai oleh
Dorongan Afektif
Motivasi ditandai dengan munculnya,
rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah
laku manusia.
3)
Motivasi Ditandai oleh
Reaksi-reaksi Mencapai Tujuan
Motivasi akan dirangsang karena adanya
tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu
aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini
adalah tujuan.
Dengan ke
tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu
yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut (bersangkut paut) dengan persolan
gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau
keinginan.[3]
Dalam
kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat
sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya.
Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin
sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak
tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam
ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian
mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan, yakni belajar.[4]
Motivasi
itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar atau biasa disebut dengan motivasi
Ekstrinsik tetapi motivasi ituyang sebenarnya itu tumbuh di dalam diri
seseorang atau biasa disebut dengan motivasi intrinsik. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang besifat
non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat,
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan
belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja
guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat
dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong
para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.[5]
Motivasi
yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut[6]
:
1)
Tekun menghadapi tugas
(dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai).
2)
Ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)
Lebih senang bekerja
mandiri
4)
Cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin (hal-hal bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif).
5)
Dapat mempertahankan
pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
6)
Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu
7)
Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
Apabila
seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil
baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai
masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa harus mampu mempertahankan
pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih
lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan
bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh
guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang
tepat dan optimal.[7]
2. Ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadis tentang Motivasi Belajar
Adapun ayat dan hadits yang
berkenaan dengan motivasi dalam Islam terutama motivasi untuk menuntut ilmu
atau motivasi belajar adalah:
1)
Q.S. Al-Mujadilah :
11
Æìsùöt…. ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4
ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya:
.... “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.
2)
Q.S. Az-Zumar : 9
.... 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3
$yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya:
....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah
yang dapat menerima pelajaran.”
3)
Hadits Nabi Saw.
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya:
“Menuntut ilmu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
اُطْلُبُ
الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى الَّحْدِ
Artinya:
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
صَاحِبُ
الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْحُوْتَ فِيْ الْبَحْرِ
Artinya:
“Segala makhluk di bumi memohon ampun bagi orang yang mempunyai ilmu, hingga
ikan yang ada di lautan”.
Dalam hadits-hadits dan ayat Al-Qur’an diatas ini sangat jelas
sekali memberikan motivasi kepada manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap
muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu.
3. Fungsi Motivasi dalam
Belajar
Di dalam
proses belajar itu sangat diperlukan adanya motivasi. Motivasi is an
essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau
ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula
pengajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan
suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada tiga fungsi motivasi,
diantaranya[8] :
1)
Mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2)
Menentukan arah perbuatan,
yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)
Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut. seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Di samping
itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.[9]
4. Strategi Menumbuhkan
Motivasi Belajar
Motivasi
mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar
pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak
bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya
untuk belajar. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan
belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Pengajar
yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
Setiap
pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk
menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik
dapat meraih prestasi optimal.
Beberapa
strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan dan
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain[10] :
1)
Menjelaskan tujuan
pembelajaran ke siswa. Pada permulaan pembelajaran
seharusnya terlebih dahulu guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan di capai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar motivasi dalam
belajar.
2)
Permainan.
Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk meyelipkan dengan
permainan. Adapun permainan-permainan yang dipilih harus mendukung atau ada
kaitannya dengan persoalan yang sedang di bahas serta sesuai dengan tingkat
usia siswa.
3)
Memberi hadiah.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat
mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum
berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
4)
Memberi pujian.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan pujian. Tentunya
pujian yang sifatnya membangun.
5)
Membangkitkan
dorongan kepada siswa untuk belajar. Strateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke pada siswa.
6)
Memberikan angka.
Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak
bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam symbol angka.
7)
Humor atau dengan
cerita-cerita lucu. Pada saat menyampaikan materi
pelajaran, upayakan untuk menyelipakan dengan humor atau cerita-cerita lucu.
8)
Membantu kesuliatn
belajar siswa secara individual maupun kelompok.
Guru harus berusaha untuk terus-menerus membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. Dalam hal ini guru harus bisa berperan layaknya dokter yang siap
mendeteksi dan berusa menyembuhkan.
9)
Memberi ulangan.
Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar siswa, dan sebaliknya
hasil ulangan di umumkan pada teman-temannya.
10) Menerapkan metode yang bervariasi.
Variasai dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam penyajian
kegiatan pembelajaran. Guru yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang
bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasi yang bisa
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran antara lain dengan variasi
metode. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode, akan tetapi
gunakanlah lebihh dari satu metode.
11) Memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa. Termasuk
variasi gaya guru dalam membelajarkan, diantaranya adalah : (1) variasi suara
(termasuk pengubahan nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi
rendah, dari cepat berubah menjadi lambat dan sebagainya. (2) variasi gerakan
anggota badan dan mimik (seperti variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala dan badan. (3) pindah posisi (berarti guru tidak berada dalam satu
posisi saja, melainkan berpindah pindah).
12) Gunakan media baik, serta harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera
yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga
kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan
penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi.
Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih
dahulu atau bahasa klasiknya yaitu ceramah kemudian dilanjutkan dengan menulis
dipapan tulis, kemudian memperlihatkan contoh kongkrit. Dengan variasi seperti
itu dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
13) Hukuman. Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti siswa,
tetapi lebih kepada untuk merubah cara berpikir siswa. Bahwa setiap pekerjaan
(baik atau buruk) memiliki konsekuensi. Hukuman diberikan dengan harapan agar
siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Adapun
hukuman yang diberikan jangan berupa hukuman fisik yang sarat dengan kekerasan.
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut
Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.
Motivasi
yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Tekun menghadapi tugas
(dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai).
2)
Ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)
Lebih senang bekerja
mandiri
4)
Cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin (hal-hal bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif).
5)
Dapat mempertahankan
pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
6)
Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu
7)
Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
Perlu
ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal
tersebut maka ada tiga fungsi motivasi, diantaranya :
1)
Mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2)
Menentukan arah perbuatan,
yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat
memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)
Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut. seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Beberapa
strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan dan
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain :
1)
Menjelaskan tujuan
pembelajaran ke siswa.
2)
Permainan.
3)
Memberi hadiah.
4)
Memberi pujian.
5)
Membangkitkan
dorongan kepada siswa untuk belajar.
6)
Memberikan angka.
7)
Humor atau dengan
cerita-cerita lucu.
8)
Membantu kesuliatn
belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9)
Memberi ulangan.
10) Menerapkan metode yang bervariasi.
11) Memvariasikan gaya dalam membelajarkan
siswa.
12) Gunakan media baik, serta harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
13) Hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul & Jusuf Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006
Sutikno, Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Lombok :
Holistica, 2013.
[1]
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011), h. 73
[2]
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006),
h. 203-204
[3]
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi…., h. 74
[4]
Ibid., h. 74-75
[5] Ibid.,
h. 76
[6] Ibid.,
h. 83
[7]
Ibid., h. 84
[8]
Ibid., h. 84-85
[9] Ibid.,
h. 85
[10]
Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013),
h. 72-74
Tidak ada komentar:
Posting Komentar