“Hiduplah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya, Hidup Di Tepi Jalan Dan Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi Dibalas Dengan Buah” (Abu Bakar Sibli)

Selasa, 08 Oktober 2013

Strategi Menumbuhkan Motivasi Dalam Proses Pembelajaran

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan alam Nabi besar  Muhammad SAW.
            Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak dosen yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi menumbuhkan motivasi dalam proses pembelajaran” ini. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal kaitannya dengan motivasi diantaranya pengertian motivasi, ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang motivasi belajar, fungsi motivasi belajar dan strategi mrnumbuhkan motivasi belajar.
            Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
            Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan semoga Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin..

Mataram, Oktober  2013

Penyusun



BAB I
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Motivasi
            Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.[1]
            Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini, terkandung tiga elemen penting, diantaranya[2] :
1)      Motivasi Dimulai dengan Suatu Perubahan Tenaga dalam Diri Seseorang
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2)      Motivasi itu Ditandai oleh Dorongan Afektif
Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3)      Motivasi Ditandai oleh Reaksi-reaksi Mencapai Tujuan
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
            Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut (bersangkut paut) dengan persolan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.[3]
            Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar.[4]
            Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar atau biasa disebut dengan motivasi Ekstrinsik tetapi motivasi ituyang sebenarnya itu tumbuh di dalam diri seseorang atau biasa disebut dengan motivasi intrinsik. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang besifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi.[5]
            Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut[6] :
1)      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2)      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)      Lebih senang bekerja mandiri
4)      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
5)      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
6)      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
7)      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
            Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya, kalau ia sudah yakin dan dipandangnya cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus juga peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang tepat dan optimal.[7]

2.      Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang Motivasi Belajar
            Adapun ayat dan hadits yang berkenaan dengan motivasi dalam Islam terutama motivasi untuk menuntut ilmu atau motivasi belajar adalah:

1)      Q.S. Al-Mujadilah : 11

Æìsùötƒ….   ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Artinya: .... “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

2)      Q.S. Az-Zumar : 9

....   3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ  
Artinya: ....Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

3)      Hadits Nabi Saw.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya: “Menuntut ilmu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”.
اُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى الَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.

صَاحِبُ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْحُوْتَ فِيْ الْبَحْرِ
Artinya: “Segala makhluk di bumi memohon ampun bagi orang yang mempunyai ilmu, hingga ikan yang ada di lautan”.

      Dalam hadits-hadits dan ayat Al-Qur’an diatas ini sangat jelas sekali memberikan motivasi kepada manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu.
3.      Fungsi Motivasi dalam Belajar
            Di dalam proses belajar itu sangat diperlukan adanya motivasi. Motivasi is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pengajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada tiga fungsi motivasi, diantaranya[8] :
1)      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
            Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.[9]
4.      Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar
            Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
            Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha  memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal.
            Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain[10] :
1)      Menjelaskan tujuan pembelajaran ke siswa. Pada permulaan pembelajaran seharusnya terlebih dahulu guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan di capai oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar motivasi dalam belajar.
2)      Permainan. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk meyelipkan dengan permainan. Adapun permainan-permainan yang dipilih harus mendukung atau ada kaitannya dengan persoalan yang sedang di bahas serta sesuai dengan tingkat usia siswa.
3)      Memberi hadiah. Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
4)      Memberi pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan pujian. Tentunya pujian yang sifatnya membangun.
5)      Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke pada siswa.
6)      Memberikan angka. Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam symbol angka.
7)      Humor atau dengan cerita-cerita lucu. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, upayakan untuk menyelipakan dengan humor atau cerita-cerita lucu.
8)      Membantu kesuliatn belajar siswa secara individual maupun kelompok. Guru harus berusaha untuk terus-menerus membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini guru harus bisa berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan berusa menyembuhkan.
9)      Memberi ulangan. Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar siswa, dan sebaliknya hasil ulangan di umumkan pada teman-temannya.
10)  Menerapkan metode yang bervariasi. Variasai dalam proses pembelajaran merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran. Guru yang mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasi yang bisa dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran antara lain dengan variasi metode. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode, akan tetapi gunakanlah lebihh dari satu metode.
11)  Memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa. Termasuk variasi gaya guru dalam membelajarkan, diantaranya adalah : (1) variasi suara (termasuk pengubahan nada suara yang keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat dan sebagainya. (2) variasi gerakan anggota badan dan mimik (seperti variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan badan. (3) pindah posisi (berarti guru tidak berada dalam satu posisi saja, melainkan berpindah pindah).
12)  Gunakan media baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara terlebih dahulu atau bahasa klasiknya yaitu ceramah kemudian dilanjutkan dengan menulis dipapan tulis, kemudian memperlihatkan contoh kongkrit. Dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.
13)  Hukuman. Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti siswa, tetapi lebih kepada untuk merubah cara berpikir siswa. Bahwa setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi. Hukuman diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Adapun hukuman yang diberikan jangan berupa hukuman fisik yang sarat dengan kekerasan.



BAB II
PENUTUP

1.      Kesimpulan
            Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
            Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2)      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3)      Lebih senang bekerja mandiri
4)      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
5)      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
6)      Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
7)      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
            Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut maka ada tiga fungsi motivasi, diantaranya :
1)      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3)      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
            Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain :
1)      Menjelaskan tujuan pembelajaran ke siswa.
2)      Permainan.
3)      Memberi hadiah.
4)      Memberi pujian.
5)      Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
6)      Memberikan angka.
7)      Humor atau dengan cerita-cerita lucu.
8)      Membantu kesuliatn belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9)      Memberi ulangan.
10)  Menerapkan metode yang bervariasi.
11)  Memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa.
12)  Gunakan media baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
13)  Hukuman.




DAFTAR PUSTAKA

Mujib, Abdul & Jusuf Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001
Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
Sutikno, Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistica, 2013.




[1] Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 73
[2] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006), h. 203-204
[3] Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi…., h. 74
[4] Ibid., h. 74-75
[5] Ibid., h. 76
[6] Ibid., h. 83
[7] Ibid., h. 84
[8] Ibid., h. 84-85
[9] Ibid., h. 85
[10] Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), h. 72-74

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 (Anwar Sadat )_Abadikan Nama dengan Menulis.